Otomotif | Otomotif - Automotive | Mobil - Sepeda Motor

Titles Titles & descriptions

  

Modifikasi Guidance - Pilih CDI Mio Karena Limiter Lebih Tinggi?


Sponsored Links
 Print this page 

Author: Penulis/Foto: Tining,Eka/Herry Ax

 

Substitusi CDI Mio dongkrak power

CDI Yamaha Mio, banyak dipakai di motor semerek tipe lainnya. Itu karena dianggap ampuh mendongkrak power. Beberapa motor yang telah coba pakai CDI ini pun, serempak menjawab karena CDI Mio ini non-limiter. Betul begitu?

“Untuk tipe Mio lama memang banyak bengkel mensubstitusinya. Alasannya non-limiter. Juga konektornya cocok. Mudah aplikasi, tanpa banyak ubahan lagi,” tambah M. Abidin, Technical Manager, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).

Sayangnya di tipe Mio Baru, pabrikan motor berlambang garputala ini seting pola CDI terbalik. Kaki soket posisitif dan negatif terbalik. Sehingga otak pengapian itu, tidak mudah disubstitusi. “Karena alasan bisa mengubah emisi dan keamanan mesin,” tambah Abidin.

Lanjut! Pengaplikasian CDI substitusi ini, diterapkan Malik di Yamaha Jupiter-Z spek road race MP5. “Entah tidak ada limiter atau ada, tapi motor mau runing hingga rpm 12.000-an,” ujar mekanik sekaligus manajer tim Yamaha Tunggal Jaya Serang.

Sayangnya, Malik belum sempat ukur hingga putaran mesin lebih tinggi dari itu. Namun menurutnya ketika aplikasi CDI Mio, motor berlari layaknya pakai CDI standar Jupiter. Tapi, Bedanya nggak ketemu limiter di rpm 9.500-an.

Pendapat itu, ditanggapi Tomy Huang bos Bintang Racing Team. “Penggunaan CDI Mio di Jupiter masih


CDI Mio tipe lama, lebih familiar

wajar. Karena magnet antara keduanya sama. Cuma untuk tenaga bawahnya pastinya punya hasil jelek. Sedang hasil power atas biasa saja,” kata Tomy.

Pendapat itu berkaitan dengan kurva atau map yang diprogram. “Kalau untuk penambahan performa, sepertinya itu hanya sugesti,” ungkap Tomy yang berkacamata.

Itu buat di motor balap road race atau grasstrack! Lain lagi kalau di motor harian. Subistusi CDI ini bisa berbahaya buat motor. Yang bahaya, jika CDI Mio berarus DC dipasang ke motor punya arus AC.

Memang, efeknya tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat. Tapi, secara jangka panjang mesin bakal rusak. Itu karena piston dan setang piston bakal sering mengalami detonasi alias mesin ngelitik. “Tentunya proses detonasi atau knocking ini yang justru membahayakan komponen,” terang Tomy Huang. Siap buktikan!

CDI Mio di Scorpio

Dwi Utomo dari Datz Motors di Jl. Meruya Ilir Raya No. 1A, Srengseng, Jakarta Barat, pun memasang CDI Mio di Scorpio. “Mesti mengubah arus dulu, dari DC ke AC. Yang lainnya, tinggal plek aja karena positif dan negatif sama,” bilang pebengkel akrab disapa Jidat.

Mengubah arus DC ke AC di Em-Plus Edisi 427 memang pernah diulas. Selanjutnya tinggal copot soket kabel CDI Scorpio yang afa di atas aki (gbr. 1). Mau lebih mantaf siapkan lagi soket CDI Mio. “Agar pengerjaan lebih rapi. Kalau pakai soket lama, kan harus memutus kabelkabel,” anjur Jidat yang tentunya punya kening.

Berikutnya, pasang soket baru tadi berikut kabelnya (gbr. 2). Kemudian, sambung dengan CDI Mio yang mau dipasang.

Sumber : Penulis/Foto: Tining,Eka/Herry Ax - otomotifnet.com



Sponsored Links

Helm Rossi Bergambar Ayam Dijual Terbatas
Pernah lihat ketika Valentino Rossi membalap di sirkuit Sepang, Malaysia, tahun lalu? "The Doctor" m...

Jok Motor Antihujan dan Sepatbor LED
Musim hujan begini, jok motor perlu diberi perlindungan. Karena, busanya rentan kena air maupun teri...

Modifikasi Guidance - Aplikasi Cakram Belakang di Honda Blade
Peranti substitusi atau aftermarket, baik itu buat menambah gaya dan modis pada besutan tanpa mengur...


Copyright 2008-2015 Otomotif.web.id. All rights reserved. Privacy policy
Artikel dan komentar merupakan kontribusi tulisan dari sesama user, pergunakan dengan bijak
Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru